Rabu, 03 Desember 2008

Beda bayi dulu & bayi sekarang

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan jaman akan membawa perubahan dalam berbagai hal, termasuk diantaranya dalam hal perawatan bayi.


Jaman dulu, jamannya keponakan2ku (yg skrg umurnya sudah 4 tahun), jamanku, dan puluhan tahun silam, bayi yang baru lahir harus dipakaikan gurita, di-bedong setelah mandi, dan umur 1 bulan sudah dikasih makanan padat (bubur susu atau pisang).

Saat itu, tujuan pemakaian gurita adalah agar bayi tidak kedinginan, perutnya tidak besar atau pusarnya bodong. Sedangkan kain bedong, dipakai selain agar bayi tidak kedinginan, juga agar kaki bayi menjadi lurus (bayi baru lahir kakinya akan tampak melengkung).


Tapi jaman sekarang, pemakaian gurita dan kain bedong tidak dianjurkan dan bahkan tidak diperbolehkan lagi oleh Dokter spesialis anak/Bidan di Rumah Sakit. Saat ini juga telah dikenal ASIX (ASI Eksklusif) selama 6 bulan dan setelah itu baru boleh mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Maksudnya, bayi seharusnya hanya diberi ASI sampai usia 6 bulan, tidak diberi susu formula atau bahkan makanan padat/pendamping sebelum usianya mencukupi. Setelah 6 bulan, barulah bayi boleh diberi makanan pendamping selain terus diberikan ASI.


Adanya perbedaan-perbedaan tersebut tak jarang membawa polemik sendiri bagi ibu muda saat ini (mereka yang telah mendapatkan informasi ini), yaitu ketika mereka dihadapkan dengan orang tua/mertua mereka, yang notabene adalah person dari jaman dulu yang telah mempunyai pengalaman dengan anaknya dan tentunya ingin ikut merawat cucunya dengan cara yang sama seperti dulu :D

Untuk mengatasi polemik ini (kalau dibiarkan bisa jd stress jg lho! ^_^), cara yang efektif yang telah diuji oleh mom Mega (mom di miliser Hypno), adalah dengan mengajak orang tua/mertua mereka ke Dokter spesialis anak saat imunisasi. Disitu orang tua/mertua mereka dapat ikut mendengarkan penjelasan dari dokter (biasanya kalau anaknya sendiri yang menjelaskan, mereka masih tidak/kurang percaya ^_^).


Perkembangan jaman berarti pula perkembangan teknologi, perkembangan ilmu. Lembaga-lembaga kesehatan, diantaranya WHO, telah melakukan berbagai penelitian mengenai perkembangan ataupun kesehatan bayi dan anak. Dari hasil penelitian itulah, kemudian ditetapkan hal-hal tersebut di atas.


Mengenai gurita dan perut bayi besar/pusar bodong, dr. Eric Gultom, Sp.A. dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo mengatakan : ”Besar kecilnya perut ditentukan oleh ketebalan kulit, lemak kulit, dan otot perut yang sanggup menahan daya dorong isi perut atau usus keluar. Pada bayi, kulit maupun lemak dan ototnya masih tipis karena belum tumbuh, sehingga belum mampu menahan ususnya yang mendorong keluar. Jadilah si bayi kelihatannya seperti kembung, perutnya agak besar. Nanti, bila kulit dan lemak serta ototnya sudah lebih tebal, akan lebih sanggup menahan daya dorong tersebut. Jadi, tak akan gendut lagi, kecuali kalau makannya memang banyak”.


Begitu pula dengan pusar bodong, Menurut dr. Eric, bila perutnya membesar, tentu pusarnya akan menonjol. Tak demikian halnya setelah ketebalan kulit, lemak kulit, dan ototnya bertumbuh menjadi lebih tebal. Jikapun si bayi sampai punya pusar bodong, menurut Eric, karena bagian dari puntung tali pusatnya memang sejak awalnya/sejak lahirnya sudah lebih besar.

Jadi perut besar atau pusar bodong bukan karena bayi tidak dipakaikan gurita.


Mengenai gurita dan bayi tidak kedinginan, hal ini juga harus melihat hawa lingkungan dan juga kondisi bayi. Untuk di indonesia, hawanya cenderung panas, sehingga bila bayi dipakaikan gurita, tidak menutup kemungkinan bayi justru akan kepanasan, dan ini bisa berbuah biang keringat, terlebih lagi kulit bayi masih sangat sensitif.

Daya tahan bayi terhadap udara dingin adalah kurang lebih 5 derajat Celcius. Jadi, jika orang dewasa pada suhu udara 20 derajat Celcius sudah kedinginan, bayi belum merasakan kedinginan, karena untuk bayi suhu udara 20 derajat Celcius terasa hanya 25 derajat Celcius.


Lebih lanjut, pemakaian gurita yang terlalu ketat dapat mengganggu pernafasan bayi karena bayi bernafas dominan masih menggunakan pernafasan perut. Selain itu, pemakaian gurita dapat meningkatkan kejadian gastroesofageal refluks (GER), yaitu kembalinya makanan yang telah masuk ke dalam lambung/muntah. Hal ini menyebabkan bayi bisa mudah muntah sampai ia besar nanti.


Nasya sendiri, awalnya tidak aq pakaikan gurita, tapi setelah ada pesan oleh keluarga suami supaya dipakaikan gurita, akhirnya aq coba (sudah janji ke keluarga suami). Tapi setelah 3 mingguan, aq perhatikan Nasya suka muntah (menurutku itu muntah bukan gumoh, karena keluarnya tidak setelah mimik). Selepas itu, Nasya tidak pernah lagi aq pakaikan gurita.


Mengenai bedong dan kaki supaya lurus, dr. Eric mengatakan semua bayi kakinya memang akan tampak melengkung ketika lahir. Pasalnya, rongga rahim sangat terbatas ruangnya. Nah, agar si bayi cukup dalam rongga rahim, posisinya harus sedemikian rupa sehingga kedua tungkai dalam posisi bersila dan melengkung ke atas. Tentunya dalam posisi demikian selama 9 bulan, akan menyebabkan kedua tungkai penampilannya melengkung ketika lahir.
Tungkai yang melengkung ini berangsur-angsur akan lurus kembali sejalan dengan pertumbuhan bayi, kecuali bila ada faktor genetik dimana salah satu orang tua penampilan tungkainya tak lurus atau melengkung, maka dapat diturunkan pada anaknya.


Mengenai waktu pemberian makanan pendamping pada bayi, hal ini terkait dengan kesiapan organ pencernaan bayi. Dari hasil penelitian terbaru, organ pencernaan bayi dianggap siap menerima makanan pendamping setelah usia 6 bulan. Sebelumnya, hanya ASI yang cocok untuk lambung dan usus bayi.

Mengenai ASIX 6 bulan ini, perjuangannya cukup berat (akan dibahas di posting selanjutnya ^_^). Aq termasuk yang tidak berhasil dalam perjuangan itu, sehingga Nasya mimiknya dominan susu formula L Walaupun tidak berhasil ASIX, makanan pendamping sebaiknya tetap diberikan setelah usianya mencukupi.


Perihal perbedaan bayi dulu dan bayi sekarang, mungkin tidak terlepas dari faktor polusi di lingkungan kita (pernah baca artikel mengenai ini tapi lupa dimana, however, i do agree with this!)

Jaman semakin dewasa semakin berkembang, polusi juga semakin banyak. Asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik... Tak lupa faktor makanan, pengawet, pewarna, pemanis buatan... Udara kotor yang terhirup, makanan tak sehat yang masuk ke tubuh seorang ibu hamil, dapat mempengaruhi pembentukan janin di kandungannya.

Jadi, mungkin bayi baru lahir jaman dulu memang fisiknya lebih kuat dibandingkan bayi baru lahir jaman sekarang.


Tapi sepertinya bayi jaman sekarang lebih pinter lho..... :D
Nasya umur 3 bulan, sudah bisa pegang botol dot-nya sendiri kalau mimik.
Anak dari teman kerjaku umur 4 bulan, sudah bisa ngambil (ngrebut) botol dot yang dipegang ayahnya.

Perasaan dulu waktu jamannya keponakan2ku mereka belum bisa seperti itu dey :)

Mamaku juga heran banget sama tingkahnya Nasya itu :)


Sumber : mommygadget.com, sharing moms miliser Hypnobirthing

Tidak ada komentar: