Senin, 15 Desember 2008

PPL oh PPL

Alhamdulillah, selesai juga PPL-ku :)
yup, PPL, (entah apa kepanjangan sebenarnya tapi seperti KKN atau Kerja Praktek), yang aq tempuh di sebuah sekolah kejuruan swasta di daerah raya Darmo, berakhir per 12 Desember kemarin.

Aq ga sendiri PPL di sekolah ini, tapi bersama mba Diya dan mba Novi, temen di Widya Darma. Karena mba Diya dari jurusan yang sama denganku, kita kebagian mata pelajaran yang sama pula, that is Matematika, dan mengajarnya pun berdua.

Aq dan mba Diya diminta mengajar kelas 1 dan 2, plus bimbingan belajar untuk kelas 3 di hari sabtu jam ke-0.
Karena aq sm mba diya agak lupa materi matematika SMA, jd berbagi-lah kami..., aq yang belajar dan menyampaikan materi untuk kelas 1, sementara mba diya yang kelas 2. Jadi klo yang satu kasih materi di depan kelas, yang lain keliling diantara siswa.

Bersyukur banget dapat kesempatan untuk PPL di sini, dan bersama mba diya pula. Karena awalnya aq bener2 ga tau harus apa, harus gimana ngadepin anak2 SMA itu. Ada aja ulah mereka yang buat gregetan ^_^
Masa anak2 SMA adalah masa remaja, masa yang kompleks, di masa ini mereka ingin menunjukkan keberadaannya, eksistensinya (ngobrol disaat guru menerangkan termasuk upaya mereka untuk menunjukkan eksistensinya ^_^). Mereka juga dihadapkan pada berbagai norma : norma di keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam menunjukkan eksistensinya mereka dapat berbenturan dengan segala norma itu. Gampang-gampang susah untuk jadi guru anak SMA.

Nah, mba diya-lah yang dah ngajarin aq gimana jadi guru. Apa yang harus dilakukan atau dikatakan klo ada siswa yang ber-ulah, mba diya yang kasih contoh ^_^ Thank you berat ya mba...
Buat mba novi juga thanks berat, cuma klo aq ngikuti mba novi kayanya ga bisa dey, tidak sesuai dng karakterku, habis mba novi jadi guru yg (buat mereka) 'jahat'. Hahahaha...
yuuk... kata anak2 kelas 1, "belum apa-apa baru kenalan kok sudah jahat..."
hehehehe...

And in this page, i'd like to say : makasih banyak buat bapak kepala sekolah dengan cerita2nya yang sudah membuka mataku mengenai dunia pendidikan ini, buat bapak guru matematika, maaf pak, saya belum selesai mengajarkan materi logaritma ^_^ buat pak Gede, teman kuliah Akta IV yang telah mengijinkan kami mengajukan surat ijin PPL di sekolah ini, makasih banyak ya pak :)

but..., by the way busway..., walopun masa PPL udah selesai, aq dan mba diya masih diminta untuk ngajar bimbel, karena Bapak guru Matematika masih belum bisa mengajar di hari sabtu itu.
Sebenarnya siy sudah ada rasa sayang di hati ini buat mereka, jd pengin juga tetep kasih bimbel ke mereka, tapiiii... (dengan gayanya om dave di idola cilik), i wanna spend my time with my little hunie bunie!!! ^_~

Yach... buat mereka yang di kelas 3, smg mereka sukses di UNAS dan bisa meneruskan di PT atau segera dapat pekerjaan
buat yang di kelas 2, smg mereka akan lebih baik saat kelas 3 nanti ;)
buat yang di kelas 1, smg semangat mereka ga menguap saat kelas 2 dan kelas 3 nanti :D

Kisah 5 Rudy

(Dari milist K40)

-----------------------------------------------------

Saya ingat waktu di SMA dulu, kami (murid) harus menjalani test IQ untuk penjurusan. Sekolah saya menetapkan bahwa murid2 dengan IQ tinggi bisa masuk ke jurusan IPA/Science. Murid dengan IQ sedang hanya bisa masuk jurusan Sosial dan yang paling rendah IQnya hanya diijinkan untuk masuk ke jurusan Bahasa.

Aturan di sekolah saya ternyata berlawanan dengan aturan dari SMA swasta terkenal di Yogyakarta yang mengarahkan anak-anak yang ber IQ paling tinggi justru ke jurusan Bahasa.

Sewaktu saya diskusi dengan Romo Mangun Wijaya (Alm) tentang kurikulum sekolah, Beliau mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih mewarisi "budaya" kolonial Belanda.

Menurut beliau, seharusnya anak-anak yang kecerdasannya tinggi seharusnya diarahkan untuk masuk jurusan Sosial supaya di masa mendatang akan lahir ekonom, hakim, jaksa, pengacara, polisi, diplomat,
duta besar, politisi dsb yang hebat2. Tetapi rupanya hal itu tidak dikehendaki oleh penguasa (Belanda). Belanda menginginkan anak-anak yang cerdas tidak memikirkan masalah2 sosial politik. Mereka cukup diarahkan untuk menjadi tenaga ahli/scientist, arsitektur, ahli computer, ahli matematika, dokter, dsb yang asyik dengan science di laboratorium (pokoknya yang nggak membahayakan posisi penguasa). Saya nggak tahu persis yang benar Romo Mangun Wijaya atau pemerintah Belanda. Hanya saja waktu itu saya yang kuliah ambil jurusan Kurikulum jadi patah semangat karena kayaknya kurikulum di Indonesia ini hampir
tidak ada hubungannya dengan kehidupan yang akan dijalani orang setelah keluar dari sekolah.

Kita bisa lihat, Insinyur yang menjadi politisi bahkan memimpin parlemen,kemudian dokter (umum) bisa menjadi kepala Dinas P & K atau tenaga marketing, sarjana theologia yang jadi pengusaha, dsb.
Sampai saat ini,masih banyak orang tua dan masyarakat yang beranggapan bahwa anak yang hebat adalah anak yang nilai matematika dan science-nya menonjol.

Paradigma berpikir orang tua/masyarakat ini sangat mempengaruhi konsep anak tentang kesuksesan. Bulan Juni 2003 yang lalu, lembaga tempat saya bekerja mengadakan seminar anak-anak.

Di depan 800-an anak, Kak Seto Mulyadi (Si Komo) menunjukkan 5 Rudy.
- Yang Ke-1 : Rudy Habibie (BJ Habibie) yang genius, pintar bikin pesawat dan bisa menjadi presiden.
- Yang Ke-2 : Rudy Hartono yang pernah beberapa menjadi juara bulu tangkis kelas dunia.
- Yang Ke-3 : Rudy Salam yang suka main sinetron di TV
- Yang Ke-4 : Rudy Hadisuwarno yang ahli di bid.kecantikan dan punya byk salon kecantikan di bbrp kota.
- Yang Ke-5 : Rudy Choirudin yang jago masak dan sering tampil memandu acara memasak di TV.

Sewaktu Kak Seto bertanya,
"Rudy yang mana yang paling sukses menurut kalian?"

Hampir semua anak menjawab "Rudy Habibie"

Sewaktu ditanyakan "Mengapa, kalian bilang bahwa yang paling sukses Rudy Habibie?"

Anak-anakpun menjawab "Karena bisa membuat pesawat terbang, bisa menjadi presiden, dsb"

Sewaktu Kak Seto menanyakan "Rudy yang mana yang paling tidak sukses?"

Hampir seluruh anak menjawab "Rudy Choirudin"

Ketika ditanyakan "Mengapa kalian mengatakan bahwa Rudy Choirudin bukan orang yang sukses?"

Anak-anakpun menjawab "Karena Rudy Choirudin hanya bisa memasak"

Memang begitulah pola pikir dan pola asuh dalam keluarga dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang masih menilai kesuksesan orang dari karya-karya besar yang dihasilkannya. Masyarakat kita banyak yang belum bisa melihat kesuksesan adalah pengembangan talenta secara optimal sehingga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan yang dijalaninya dengan "enjoy".

Banyak masyarakat kita yang beranggapan bahwa IQ adalah segala-galanya. Padahal kenyataannya EQ, SQ dan faktor2 lain juga sangat menentukan. Dalam seminar tsb Kak Seto hanya ingin merubah paragidma berpikir anak-anak (dan juga orang tua/keluarga). Anak-anak dan orang tua harus menyadari dan mensyukuri setiap talenta yang diberikan oleh Tuhan.

Bila talenta tersebut dikembangkan dengan baik, maka kita bisa mencapai kesuksesan di "bidangnya". Jadi untuk anak-anak yang tidak pintar matematika, anak2 tidak perlu minder dan orang tua tidak perlu malu
atau menekan anak. Anak-anak yang lebih menyukai pelajaran menggambar daripada pelajaran2 lain, bukanlah anak-anak yang bodoh karena justru anak2 yang punya imajinasi tinggilah yang pintar menggambar/ melukis.

Anak-anak yang suka ngobrol, kalau kita arahkan bisa saja kelak menjadi politisi atau negotiator yang baik.

Anak-anak yang banyak bicara, kalau diarahkan untuk menuliskan apa yang ingin dibicarakan bisa2 menjadi penulis yang hebat. *** Mbak Dwi Setyani juga mengingatkan kita untuk lebih memfokuskan pada kekuatan kita dari pada "wasting time" bersungut-sungut, hanya memikirkan kelemahan kita.

Saya pernah membaca pengalaman hidup seorang penyanyi di Amerika. Penyanyi tsb dulunya tidak PD karena wajahnya tidak terlalu cantik dan giginya tonggos. Saat menyanyi di pub, dia repot mengatur bibirnya supaya giginya yang tonggos tidak dilihat orang. Hasilnya: ia hanya bisa menghasilkan suara yang pas-pasan. Ketika temannya meyakinkan bahwa giginya yang tonggos itu bukanlah masalah, maka iapun bisa menyanyi dengan bebas dan meng-eksplore suara emasnya. Ternyata orang-orang mengingat penyanyi itu karena kualitas suaranya, bukan parasnya yang jelek dengan gigi tonggosnya.

*** Kitapun meyakini bahwa Tuhan menciptakan setiap kita (manusia)dengan maksud yang terbaik demi kemuliaan-Nya. Kalau saja kita meyakini hal tersebut, maka semua orang akan mensyukuri keadaan dan memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya.

Sumber: Anynomous

Rabu, 03 Desember 2008

Beda bayi dulu & bayi sekarang

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan jaman akan membawa perubahan dalam berbagai hal, termasuk diantaranya dalam hal perawatan bayi.


Jaman dulu, jamannya keponakan2ku (yg skrg umurnya sudah 4 tahun), jamanku, dan puluhan tahun silam, bayi yang baru lahir harus dipakaikan gurita, di-bedong setelah mandi, dan umur 1 bulan sudah dikasih makanan padat (bubur susu atau pisang).

Saat itu, tujuan pemakaian gurita adalah agar bayi tidak kedinginan, perutnya tidak besar atau pusarnya bodong. Sedangkan kain bedong, dipakai selain agar bayi tidak kedinginan, juga agar kaki bayi menjadi lurus (bayi baru lahir kakinya akan tampak melengkung).


Tapi jaman sekarang, pemakaian gurita dan kain bedong tidak dianjurkan dan bahkan tidak diperbolehkan lagi oleh Dokter spesialis anak/Bidan di Rumah Sakit. Saat ini juga telah dikenal ASIX (ASI Eksklusif) selama 6 bulan dan setelah itu baru boleh mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Maksudnya, bayi seharusnya hanya diberi ASI sampai usia 6 bulan, tidak diberi susu formula atau bahkan makanan padat/pendamping sebelum usianya mencukupi. Setelah 6 bulan, barulah bayi boleh diberi makanan pendamping selain terus diberikan ASI.


Adanya perbedaan-perbedaan tersebut tak jarang membawa polemik sendiri bagi ibu muda saat ini (mereka yang telah mendapatkan informasi ini), yaitu ketika mereka dihadapkan dengan orang tua/mertua mereka, yang notabene adalah person dari jaman dulu yang telah mempunyai pengalaman dengan anaknya dan tentunya ingin ikut merawat cucunya dengan cara yang sama seperti dulu :D

Untuk mengatasi polemik ini (kalau dibiarkan bisa jd stress jg lho! ^_^), cara yang efektif yang telah diuji oleh mom Mega (mom di miliser Hypno), adalah dengan mengajak orang tua/mertua mereka ke Dokter spesialis anak saat imunisasi. Disitu orang tua/mertua mereka dapat ikut mendengarkan penjelasan dari dokter (biasanya kalau anaknya sendiri yang menjelaskan, mereka masih tidak/kurang percaya ^_^).


Perkembangan jaman berarti pula perkembangan teknologi, perkembangan ilmu. Lembaga-lembaga kesehatan, diantaranya WHO, telah melakukan berbagai penelitian mengenai perkembangan ataupun kesehatan bayi dan anak. Dari hasil penelitian itulah, kemudian ditetapkan hal-hal tersebut di atas.


Mengenai gurita dan perut bayi besar/pusar bodong, dr. Eric Gultom, Sp.A. dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo mengatakan : ”Besar kecilnya perut ditentukan oleh ketebalan kulit, lemak kulit, dan otot perut yang sanggup menahan daya dorong isi perut atau usus keluar. Pada bayi, kulit maupun lemak dan ototnya masih tipis karena belum tumbuh, sehingga belum mampu menahan ususnya yang mendorong keluar. Jadilah si bayi kelihatannya seperti kembung, perutnya agak besar. Nanti, bila kulit dan lemak serta ototnya sudah lebih tebal, akan lebih sanggup menahan daya dorong tersebut. Jadi, tak akan gendut lagi, kecuali kalau makannya memang banyak”.


Begitu pula dengan pusar bodong, Menurut dr. Eric, bila perutnya membesar, tentu pusarnya akan menonjol. Tak demikian halnya setelah ketebalan kulit, lemak kulit, dan ototnya bertumbuh menjadi lebih tebal. Jikapun si bayi sampai punya pusar bodong, menurut Eric, karena bagian dari puntung tali pusatnya memang sejak awalnya/sejak lahirnya sudah lebih besar.

Jadi perut besar atau pusar bodong bukan karena bayi tidak dipakaikan gurita.


Mengenai gurita dan bayi tidak kedinginan, hal ini juga harus melihat hawa lingkungan dan juga kondisi bayi. Untuk di indonesia, hawanya cenderung panas, sehingga bila bayi dipakaikan gurita, tidak menutup kemungkinan bayi justru akan kepanasan, dan ini bisa berbuah biang keringat, terlebih lagi kulit bayi masih sangat sensitif.

Daya tahan bayi terhadap udara dingin adalah kurang lebih 5 derajat Celcius. Jadi, jika orang dewasa pada suhu udara 20 derajat Celcius sudah kedinginan, bayi belum merasakan kedinginan, karena untuk bayi suhu udara 20 derajat Celcius terasa hanya 25 derajat Celcius.


Lebih lanjut, pemakaian gurita yang terlalu ketat dapat mengganggu pernafasan bayi karena bayi bernafas dominan masih menggunakan pernafasan perut. Selain itu, pemakaian gurita dapat meningkatkan kejadian gastroesofageal refluks (GER), yaitu kembalinya makanan yang telah masuk ke dalam lambung/muntah. Hal ini menyebabkan bayi bisa mudah muntah sampai ia besar nanti.


Nasya sendiri, awalnya tidak aq pakaikan gurita, tapi setelah ada pesan oleh keluarga suami supaya dipakaikan gurita, akhirnya aq coba (sudah janji ke keluarga suami). Tapi setelah 3 mingguan, aq perhatikan Nasya suka muntah (menurutku itu muntah bukan gumoh, karena keluarnya tidak setelah mimik). Selepas itu, Nasya tidak pernah lagi aq pakaikan gurita.


Mengenai bedong dan kaki supaya lurus, dr. Eric mengatakan semua bayi kakinya memang akan tampak melengkung ketika lahir. Pasalnya, rongga rahim sangat terbatas ruangnya. Nah, agar si bayi cukup dalam rongga rahim, posisinya harus sedemikian rupa sehingga kedua tungkai dalam posisi bersila dan melengkung ke atas. Tentunya dalam posisi demikian selama 9 bulan, akan menyebabkan kedua tungkai penampilannya melengkung ketika lahir.
Tungkai yang melengkung ini berangsur-angsur akan lurus kembali sejalan dengan pertumbuhan bayi, kecuali bila ada faktor genetik dimana salah satu orang tua penampilan tungkainya tak lurus atau melengkung, maka dapat diturunkan pada anaknya.


Mengenai waktu pemberian makanan pendamping pada bayi, hal ini terkait dengan kesiapan organ pencernaan bayi. Dari hasil penelitian terbaru, organ pencernaan bayi dianggap siap menerima makanan pendamping setelah usia 6 bulan. Sebelumnya, hanya ASI yang cocok untuk lambung dan usus bayi.

Mengenai ASIX 6 bulan ini, perjuangannya cukup berat (akan dibahas di posting selanjutnya ^_^). Aq termasuk yang tidak berhasil dalam perjuangan itu, sehingga Nasya mimiknya dominan susu formula L Walaupun tidak berhasil ASIX, makanan pendamping sebaiknya tetap diberikan setelah usianya mencukupi.


Perihal perbedaan bayi dulu dan bayi sekarang, mungkin tidak terlepas dari faktor polusi di lingkungan kita (pernah baca artikel mengenai ini tapi lupa dimana, however, i do agree with this!)

Jaman semakin dewasa semakin berkembang, polusi juga semakin banyak. Asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik... Tak lupa faktor makanan, pengawet, pewarna, pemanis buatan... Udara kotor yang terhirup, makanan tak sehat yang masuk ke tubuh seorang ibu hamil, dapat mempengaruhi pembentukan janin di kandungannya.

Jadi, mungkin bayi baru lahir jaman dulu memang fisiknya lebih kuat dibandingkan bayi baru lahir jaman sekarang.


Tapi sepertinya bayi jaman sekarang lebih pinter lho..... :D
Nasya umur 3 bulan, sudah bisa pegang botol dot-nya sendiri kalau mimik.
Anak dari teman kerjaku umur 4 bulan, sudah bisa ngambil (ngrebut) botol dot yang dipegang ayahnya.

Perasaan dulu waktu jamannya keponakan2ku mereka belum bisa seperti itu dey :)

Mamaku juga heran banget sama tingkahnya Nasya itu :)


Sumber : mommygadget.com, sharing moms miliser Hypnobirthing

Rabu, 12 November 2008

Bayi Kuning

Istilah ini sudah aq dengar cukup lama. Dikatakan bahwa : bayi baru lahir rentan mengalami kuning. Dan Nasya termasuk salah satu yg mengalaminya.

Kuning yang dialami oleh bayi umumnya adalah kuning fisiologis, yaitu kuning yang disebabkan belum matangnya organ hati si bayi, sehingga fungsinya belum sempurna.
Mudahnya, untuk melakukan cek apakah bayi kuning atau tidak, yaitu dengan menekan badan bayi. Bila setelah ditekan meninggalkan warna kuning pada kulitnya, berarti dikatakan si bayi mengalami kuning.

Mengapa bisa terjadi bayi kuning?
Hal ini disebabkan meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Normalnya, secara berkala sel darah merahnya akan dipecah. Nah, kandungan "sampah" dari proses pemecahan itu disebut bilirubin indirek.
Semasa janin, bilirubin indirek ini akan dibuang oleh plasenta dan masuk ke hati ibu untuk selanjutnya diproses di hati menjadi bilirubin direk dan dibuang sebagai tinja. Bilirubin indirek memang harus dibuang karena dalam kadar tinggi dapat bersifat sebagai racun.

Segera setelah lahir, bayi harus mengolah sendiri bilirubin indirek di hatinya. Tapi karena fungsi hatinya belum sempurna, proses penghancuran dan pembuangan bilirubin jadi lambat, sehingga bilirubin indireknya tetap tinggi. Fungsi tersebut baru bisa berlangsung normal bila organ hatinya sudah matang, yakni sekitar 3-5 hari setelah lahir. Saat itu hati sudah mampu mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk, sekaligus membuangnya.
Karena itu, bayi kuning fisiologis biasanya akan mulai terlihat di hari kedua dan akan mencapai puncaknya pada hari ketiga sampai kelima sesudah lahir. Mulanya kuning di sekitar wajah lalu menjalar ke tubuh. Bayinya sih tetap terlihat aktif dan sehat. Menyusu dan tangisnya juga kuat. Melewati masa puncak, kadar bilirubin pelan-pelan menurun dan umumnya di hari ke-7 atau maksimal 2 minggu, bayi tidak kuning lagi.

Namun, perlu diwaspadai pula apabila kadar bilirubin indirek pada tubuh bayi terlalu tinggi. Kadar bilirubin indirek yang terlalu tinggi dapat merusak sel-sel otak hingga bayi mengalami kejang-kejang dan di kemudian hari bisa memunculkan kelainan neurologis. Dalam keadaan sehat dan normal, otak memiliki pelindung hingga tak sembarang zat bisa menembusnya. Sementara pada bayi yang sakit berat, pelindung tadi ikut terganggu fungsinya. Akibatnya, zat-zat yang bersifat toksik atau racun, termasuk bilirubin indirek, bisa menembus dan masuk ke sel-sel otak. Dampak jangka pendek, bayi akan mengalami kejang-kejang. Sementara jangka panjang, anak bisa mengalami cacat neurologis.

Selain krn kuning fisiologis, bayi kuning bisa juga terjadi karena beberapa hal lainnya, yaitu:
- Akibat kolestatis/ada kelainan pada organ hati atau sistem empedu, sehingga menyebabkan terganggunya proses pembuangan semua bahan toksik (termasuk bilirubin direk) yang seharusnya dibuang oleh hati dan saluran empedu ke tinja.
Sekilas, gejala kolestasis sama dengan kuning fisiologis. Tapi pada kolestasis, umumnya air seni berwarna gelap akibat keluarnya bilirubin direk melalui air seni (bukan melalui tinja).
Kolestatis bisa terjadi karena adanya virus, bakteri, parasit ataupun karena kelainan bawaan.
- Infeksi berat : Infeksi yang berat dapat meningkatkan proses pemecahan sel darah merah hingga bayi tampak kuning. Infeksi berat yang dimaksud adalah infeksi di mana kuman atau mikroorganisme penyebab infeksi tersebut sudah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
- Kekurangan enzim G 6 PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase): Enzim ini dibutuhkan oleh rangkaian reaksi yang berfungsi menghasilkan sumber energi bagi sel darah merah agar bisa menjalankan fungsi metabolismenya. Bila sel darah merah kekurangan enzim ini, energi pun berkurang. Akibatnya, sel darah merah akan mudah pecah atau rusak.
- Beda golongan darah dengan ibu : Ketidakcocokan golongan darah dapat terjadi bila ibu rhesus negatif dan anaknya rhesus positif atau bila ibu golongan darah O dengan bayi golongan darah non-O. Di lain pihak, pada ketidakcocokan golongan darah O, bila perlu dokter mempertimbangkan transfusi tukar/ganti darah (exchange transfusion).
- Penyakit genetik : Ada beberapa penyakit karena genetik di mana organ hati tak punya enzim untuk mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk. Namun kondisi seperti ini relatif jarang terjadi.

Apa yang harus dilakukan bila bayi kuning?
Jika bayi kuning karena kuning fisiologis (bukan krn adanya infeksi atau kelainan organ), seperti yang sudah dibahas di atas, kadar bilirubin akan berkurang dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya kemampuan dan fungsi organ hati bayi.
Tapi, ada yang mengatakan bahwa supaya bayi tidak kuning/mengurangi kuningnya, bayi harus dijemur di pagi hari, sblm sinar matahari terlalu panas atau berkisar antara 6.30 – 7.30.
Namun, hal ini sebenarnya tidak berpengaruh terhadap kuning pada bayi. dr.Purnamawati S. Pujiarto, SpA(K), MMPaed, spesialis anak dari Bagian Hepatologi Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta , mengatakan bahwa mengurangi kuning pada bayi dengan cara menjemurnya di matahari pagi, sudah harus ditinggalkan karena fungsinya ternyata memang bukan membantu mengubah bilirubin indirek. Namun tujuannya semata agar bayi kena sinar matahari, terutama untuk vitamin D yang diperlukan tulang, dan ini pun tak perlu lama-lama.

Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa bayi kuning disebabkan kurang cairan/kurang minum. Menurut DSA-nya Nasya di RSI 2, hal ini juga tidak benar.
Kurang cairan/kurang minum bukan penyebab bayi kuning, tapi bayi kuning sebaiknya banyak minum, dan yang diminum disini adalah ASI bukan susu formula. Karena pada awal-awal bulan, bayi yang minum ASI lebih banyak BAB dibandingkan bayi yang minum sufor. Hal ini tentu baik bagi bayi kuning, karena bilirubin semakin cepat dikeluarkan dari tubuh melalui tinja.

Pada beberapa kasus, dimana dikhawatirkan kadar bilirubinnya terlalu tinggi, yaitu melebihi batas normalnya (10 mg/dl untuk bayi baru lahir), maka untuk menguranginya dapat dilakukan terapi sinar (blue light). Terapi ini bertujuan mengubah bilirubin indirek yang toksik menjadi zat yang tidak toksik.
Lama-sebentarnya penyinaran berbeda pada setiap bayi. Pada bayi kuning fisiologis yang lahir cukup bulan, dengan terapi sinar sehari saja kadar bilirubinnya sudah turun. Sementara bayi lahir prematur mungkin perlu waktu lebih lama lagi.
Nasya, yang beda golongan darah dengan aq (Nasya A, aq O) juga di-terapi sinar ini selama 24 jam. Setelah disinar, kadar bilirubinnya menjadi 9 mg/dl.
Masih cukup tinggi walaupun sudah dalam batas normal. Tapi kata DSA-nya, pelan-pelan akan berkurang sendiri. Dan pesan dari bidan waktu mau pulang, terus kasih ASI !! :)

Sumber : Nakita + Own Experience

Selasa, 11 November 2008

Guru Honorer "Nyambi" Jadi Juru Parkir

(ah... lagi lagi.....)

-------------------------------------------------


KESEJAHTERAAN para guru honor yang jauh dari cukup membuat mereka harus putar otak untuk mencari pendapatan tambahan, salah satunya bekerja sambilan. Pasalnya, harapan mereka menjadi pegawai negeri sipil (PNS) harus kandas lantaran terbentur syarat status sarjana. Widodo (46), salah satunya. Ketika keadaan ekonomi kian sulit, guru seni rupa yang sudah mengajar selama 21 tahun itu harus menjalani pekerjaan sambilan sebagai juru parkir pinggir jalan.


Seusai mengajar di SMA dan SMK Purnama di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dia menjadi juru parkir di Jalan Panglima Polim dan Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru. Terkadang dia menjadi juru parkir sejak malam hingga pukul 03.00. ”Gaji guru honor hanya Rp 700.000 sebulan, kalau ditambah sama markir, saya bisa bawa pulang Rp 70.000 sehari,” ujarnya saat ditemui seusai mengajar, Rabu (5/11).


Tekanan ekonomi yang kini dirasanya sangat berat memaksanya menjalankan pekerjaan lain di luar mengajar. Widodo harus menanggung hidup empat anak kandungnya dan satu keponakannya yang semuanya masih sekolah, sedangkan istrinya tidak berpenghasilan. Dia sempat juga berjualan nasi goreng, sate, tongseng, dan bakso untuk menambah penghasilan, tetapi kini dihentikannya atas permintaan sang istri.


Pria yang juga aktif melatih ekskul teater itu hanya mengenyam pendidikan Diploma 2 di IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta). Seringkali dia bertemu dengan muridnya saat sedang memarkir kendaraan. ”Saya suka malu kalau bertemu anak murid waktu lagi markir, apalagi murid perempuan,” ujar pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu.

Namun, dia selalu menjelaskan kepada semua muridnya bahwa hidup di Jakarta tidak perlu sungkan melakukan pekerjaan apa pun asalkan halal.

”Dulu, SBY bilang akan mengangkat guru honor yang sudah mengabdi lebih dari 15 tahun menjadi PNS. Itu juga sempat memberi angin segar, tetapi ternyata sekarang terbentur oleh sertifikasi guru,” ungkapnya.


Dia pun berkali-kali mengikuti tes guru PNS dengan mengambil pilihan daerah di luar Jawa, seperti Papua dan Kalimantan, tetapi ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.


”Sertifikasi itu sangat mencekik kami, guru-guru yang sarjana bisa sangat sejahtera, tetapi kami semakin sulit,” ujar warga Jalan Hankam Raya, Ujungaspal, Podok Gede, Bekasi, ini.


Anak bungsu dari 17 bersaudara itu hanya berharap nasib guru honorer bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah. ”Kalau berharap jadi PNS sih sudah terlalu muluk yang penting sekarang bagaimana bisa sedikit lebih sejahtera saja,” ujarnya.


Bagi pria yang yatim piatu sejak kecil ini, mengajar adalah suatu pekerjaan yang menyenangkan dan termasuk ibadah. Dia bahkan sempat mengajar di SMP negeri dengan bayaran Rp 200.000 sebulan. Meski berpenghasilan pas-pasan, dia tetap akan menjalani profesi pendidik ini.


Sumber : Kompas, 10 November 2008


Senin, 03 November 2008

Kepala sekolahku seorang pemulung

WAJAH Mahmud (48) putih bersih. Cerah. Dandanannya rapi, tidak lusuh. Tawanya juga renyah. Riang. Di antara empat laki-laki teman kerjanya yang sibuk membersihkan botol-botol plastik bekas wadah air mineral di antara tumpukan sampah, dia paling keren.

Sekilas pandang sosok laki-laki setengah baya itu lebih pas juragan atau pedagang pengumpul dari para pemulung, tetapi kenyataan dia adalah pemulung sebetulnya. Mahmud terkesan pintar menyembunyikan duka lara kendatipun hidup sesungguhnya nelangsa.

Mahmud mengenakan kaus oblong atribut kampanye Pemilu 2004 dengan foto wajah
Susilo Bambang Yudhoyono. Bawahannya sarung warna merah tua. Di tengah perbincangan dia pamit menunaikan shalat Maghrib, bersalin kemeja koko hijau tua, dan peci hitam. Dia masuk ke rumah kotak dari bambu dan kayu lapis di dekat tumpukan sampah, "ladangnya" memulung.

Mahmud seorang guru. Ya, pengajar, bahkan dengan predikat Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Safinatul Husna di bilangan Pangadengan, Kalideres, Jakarta Barat.
Pagi sampai siang Mahmud bekerja di sekolah, mengajar berbagai mata pelajaran, mulai agama, matematika, biologi, hingga fisika.

Yayasan yang mengelola sekolah ini terbilang lumayan besar dan membawahi sekolah MTs setingkat SMP dan madarasah ibtidaiyah (MI) setingkat SD. Untuk Madrasah Tsanawiyah MTs saja memiliki ratusan siswa dengan 17 guru dan seorang staf.

Kendati memimpin sekolah yang terbilang besar dan sudah menjadi guru sejak tahun 1979, kehidupan keluarga tiga anak ini jauh dari layak. "Orang kadang-kadang tidak percaya, gaji saya kurang dari sejuta. Rata-rata hanya Rp 500.000 sampai Rp 700.000 sebulan," ujar Mahmud. Penuturan Mahmud dibenarkan Jumiati, istrinya, bekas penderita kanker otak.

Dengan penghasilan sekecil itu, Mahmud mencari penghasilan tambahan. Dia memulung sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi, seperti lembaran plastik, botol plastik minuman mineral, kertas, dan kaleng dari tempat pembuangan sampah sementara.

Jika pagi-siang, pukul 06.30 hingga pukul 14.00 dia bekerja mendidik siswa-siswi dan mengorganisasi guru-guru beserta stafnya, sore hingga malam dia memulung. "Penghasilan sebagai pemulung saat ini kecil, paling-paling 300.000. Sebab, sudah banyak pemulung. Kalau dulu, waktu pemulung sedikit, penghasilan suami saya bisa sejuta sebulan," kata Jumiati.

Realita hidup yang dialami Mahmud memang terbilang tragis. Saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumbar bonus kepada guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dengan gaji yang dapat dibawa ke rumah minimal Rp 5 juta per bulan, berbanding terbalik dengan guru-guru swasta.

Mahmud menuturkan pekerjaan sambilan sebagai pemulung memang tanpa rintangan berarti, baik sesama guru, orang tua siswa maupun anak didiknya tidak sampai mengucilkan Mahmud. Namun, profesi ganda, guru plus pemulung sempat menjadi bahan perguncingan. Mahmud dianggap merendahkan profesi guru, apalagi jabatannya cukup keren-beken, yakni kepala sekolah.

Apa tanggapan balik Mahmud atas cibiran itu? "Saya tak bermaksud merendahkan martabat dan harga diri profesi guru," kat dia. Justru dengan sambil memulung, Mahmud coba memberi pelajaran kepada kawan seprofesinya dan pihak-pihak lain, kalau
gaji guru di Jakarta saja, ini Jakarta lho, belum cukup untuk kehidupan keluarga.

"Mestinya rekan-rekan guru yang lain bangga pada saya, siapa tahu ke depan guru swasta pun diperhatikan seperti PNS. Sebab guru swasta juga banyak, dan tugas mereka sama seperti guru negeri, mencerdaskan anak-anak," ujar Mahmud yang sudah menekuni pekerjaan mengumpulkan barang-barang bernilai ekonomis dari sampah buangan keluarga sekitar huniannya.

Derita keluarga Mahmud mengundang banyak keprihatinan, termasuk dari wartawan dan insan perfilman. Saat pembahasan RUU Guru dan Dosen marak rua tahun lalu, TVRI membuat tayangan dengan memosisikan Mahmud sebagai 'aktor' utama. TVRI mengeskploitasi rangkap jabatan guru dan pemulung. Setelah film itu tayang, Mahmud mendapat hadiah berupa tabungan Rp 20 juta.

Tahun lalu, dia juga menjadi "aktor" film dokumenter berjudul Kepala Sekolahku Pemulung. Film dokumenter terbaik yang menyabet penghargaan film favorit dalam kompetisi film dokumenter Eagle Award, Metro TV. Mahmud beserta istri pun tampil pada acara
Kick Andy. "Semua tabungan saya dari film itu habis, ludes... des... untuk pengobatan alternatif istri," kata Mahmud dengan nada pelan, lirih.

Seorang anaknya bahkan harus putus kuliah, drop out, setelah dua semester berturut-turut tidak mampu membayar uang kuliah karena semua penghasilan mereka tersedot untuk pengobatan sang ibu.

Jika dari TVRI didapatkan Mahmud honor Rp 20 juta, dari Metro TV diperoleh jalan mendapatkan operasi berbiaya ratusan juta dengan cuma-cuma. Saat derita dia diekspos Andy F Noya, sang presenter, hal itu mengilhami pihak RS Siloam Karawaci dan Yayasan Otak Indonesia memberi layanan bedah otak tanpa dipungut biaya. Beruntunglah keluarga ini, istri atau ibu yang mereka kasihi sudah bebas dari sergapan kanker otak mematikan.

Sumber : Persda Network

Lihat posting sebelumnya : Nasib guru swasta di sekolah kecil

Jumat, 31 Oktober 2008

Nasib guru swasta di sekolah kecil

Waktu kemarin aq, mba diya dan mba novi (teman Akta IV) bertandang ke salah satu SMK swasta di daerah Raya Darmo sebagai sekolah tujuan PPL kami, kami mendapat beberapa informasi mengenai dunia pendidikan dari sang Kepala Sekolah.


Di awal pertemuan, bapak Kepsek menanyakan kenapa kami ingin menjadi guru.
Menurut beliau, profesi guru tidak dapat menjamin kesejahteraan.
Lha??? Kan sudah ada program sertifikasi???
Tapi memang siy… banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat sertifikasi sebagai seorang guru. Singkat kata, tidak mudah untuk mendapatkannya.


Balik ke sang bapak Kepsek. Seorang bapak yang terlihat sangat berwibawa, menyenangkan yang menerima kami dengan senang hati. Bapak Kepsek membuka ceritanya dengan mengisahkan ketika awal beliau menjadi guru. Oleh kepala sekolah saat itu, beliau dikatakan akan menerima honor guru sebesar Rp 9000,00 per jam mengajar. Saat itu sang bapak Kepsek direncanakan mendapat 20 jam ajar tiap minggunya.


Berhitunglah bapak Kepsek, Rp 9000,00 x 20 jam per minggu x 4 minggu = Rp 720.000,00 Gaji sang bapak tiap bulannya. Betapa senangnya beliau melihat hasil perhitungannya itu.
Saat akhir bulan, waktunya menerima gaji, bapak Kepsek diminta menandatangani kuitansi yang tertulis nominal diatasnya sebesar Rp 180.000,00.


Beliau tentu saja kaget, lalu ditanyakannya kepada kepala sekolah saat itu, yang kemudian dikatakan bahwa : memang itulah gaji yang ia terima. Gaji 1 bulan = Honor mengajar selama 1 minggu. Karena anggapannya, selain 1 minggu tersebut hanyalah pemberian tugas saja, jadi tidak mendapatkan honor mengajar.


Alamaakkk…!!!
Memang seperti itukah perhitungan gaji guru swasta??!!!
Ataukah karena ini adalah sebuah sekolah swasta kecil, dengan jumlah siswa yang sedikit, dan bukanlah sekolah swasta bertaraf tinggi, sehingga uang sekolah/SPP-nya pun kecil, dan setelah dikurangi biaya operasional sekolah maka hanya mampu membayar gaji guru-gurunya dengan perhitungan seperti itu..!


Di cerita sang bapak selanjutnya, beliau mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup, seorang guru terkadang harus mengajar di 2, 3 bahkan 4 sekolah dalam sehari.
Untuk guru bidang studi (guru di tingkat SMP dan SMA), banyaknya jam ajar yang ia miliki tergantung dari banyaknya kelas. Apabila dalam 1 minggu di satu sekolah seorang guru memiliki 10 jam ajar (dalam sehari mengajar sekitar 2 jam), maka apabila ia mengajar di 4 sekolah, berarti total jam ajar dalam seminggu = 40 jam, berarti pula dalam sehari ia mengajar sekitar 8 jam.
Lalu, berapakah yang ia dapat tiap bulannya?


Sang bapak Kepsek, kali ini mengumpamakan honor mengajar Rp 13.000,00 per jam.
Berarti, gaji yang diterima dalam 1 bulan = Rp 13.000,00 x 40 jam = Rp 520.000,00
So... untuk tiap bulan, ia mendapat Rp 520.000,00, diperoleh dengan mengajar selama 8 jam per hari (sudah cukup capek-lah) plus kelelahan karena wira-wiri 4 sekolah!!
Sang bapak Kepsek sendiri saat ini mengajar di 2 sekolah.


Sebagai informasi tambahan, (..masih anget niy..) honor mengajar untuk guru honorer di sekolah negeri di sidoarjo saat ini = Rp 16.000,00 per jam ajar.


Bapak Kepsek melanjutkan, sebenarnya tersedia tunjangan tambahan bagi guru, tapi syaratnya... seorang guru harus memiliki 45 jam ajar dalam seminggu. Nah sekarang ga banyak dunk yg seperti itu. Bisa dilihat sendiri di atas bagaimana usaha seorang guru bidang studi untuk mendapatkan 40 jam ajar seminggu.


Sang bapak Kepsek mengatakan, sistem pendidikan di Indonesia carut marut. Sekolah negeri bisa membuka kelas pagi-siang sehingga menyerap banyak siswa, dan sekolah-nya harus bersaing keras dengan sekolah-sekolah swasta lain. Sedangkan, kata sang bapak Kepsek, di sekolahnya beliau menerima siswa dari keluarga yang tidak mampu, anak tukang sapu, tukang becak; Sedangkan belum tentu sekolah swasta lainnya mau menerima mereka (terkait pembayaran SPP tentunya).
Lalu, ini berarti siswa tidak mampu harus pintar supaya bisa masuk ke sekolah negeri?!!
Untuk ini, kita tidak bisa melupakan bahwa faktor keluarga (faktor ekonomi) dan faktor lingkungan masyarakat akan berpengaruh terhadap kondisi belajar siswa. Mereka yang tidak mampu mungkin harus bekerja setelah pulang sekolah, sehingga waktu belajar mereka berkurang. Belum lagi kondisi di rumahnya dan kondisi lingkungannya yang bisa jadi kurang mendukung untuk belajar.


Bapak Kepsek juga menyedihkan perihal bantuan/subsidi dari pemerintah. Menurut bapak Kepsek, yang sering memperoleh subsidi adalah mereka sekolah-sekolah yang dikatakan telah mampu. Sedangkan sekolahnya, hanya mendapat subsisi berupa bantuan bahan praktik, yang nilainya mungkin tidak seberapa.
Hal mengenai gaji guru dan subsidi ini telah disampaikan kepada pengawas sekolah, namun hingga saat ini belum ada perubahan.


Harapan bapak Kepsek, pemberian subsidi diperhatikan sehingga benar-benar sekolah yang membutuhkan yang menerimanya.
Mengenai gaji guru swasta, harapan beliau gaji seluruh guru disamakan, seperti halnya guru negeri yang mendapat gaji pokok setiap bulannya, karena tugas mereka tiada bedanya.


Yach... walaupun sepertinya susah untuk ini, semoga ada solusi yang tepat dengan ditetapkannya anggaran negara 2009 sebesar 30% untuk pos pendidikan. Semoga pula ada perbaikan dalam mekanisme penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, sehingga kesejahteraan seluruh guru terjamin, dan seluruh anak-anak dari keluarga tidak mampu dapat terus mengenyam pendidikan di bangku sekolah.


Lihat posting selanjutnya : Kepala sekolahku seorang pemulung

Kamis, 30 Oktober 2008

Nasya belajar tengkurap

Ga tau kenapa, pagi tadi rasanya lemesss banget...
kaki rasanya loyo, ga ada tenaga
di tengah-tengah keloyoan itu, Nasya yg lagi anteng tiduran di kamar menarik perhatianku.
bukannya masuk kamar mandi ndang mandi n pergi ke kantor, aq malah belok ke kamar.
aq datengin tuh Nasya, trus aq miring-miringin badannya.

Hyup... akhir-akhir ini aq mulai nglatih Nasya tengkurep.
dah 3 bulan lebih 10 hari euy, dah waktunya Nasya tengkurap, tp selama ini dia belum bisa.
Emang kadang miring-miring, tapi ga sampe tengkurap.

Waktu dia tadi sudah dalam posisi tengkurap, kepalanya miring ke kanan, ga nempel di kasur, agak naik-naik gitu, tapi ga bisa tegak sempurna di tengah gitu.
Akhirnya sm mom lehernya sisi kanan dipegangi trus kepalanya diarahin ke tengah, ditegakin, eh dia keliatan seneng banget, ngguya ngguyu.

Duh senengnya liat dia :)

Yap, emang sudah waktunya. akhir-akhir ini yang aq liat nasya klo dalam posisi tidur terlentang, sudah bisa pindahin badannya. Dia suka gerak geser-geser gitu.
Klo malem, misal awal tidur dia menghadap utara, pas nglilir waktunya minum, dia sudah menghadap barat.

Memang katanya, bayi secara alami akan tengkurap. Tapi jg harus dirangsang/dilatih dunk. mgkn si baby males mencoba :)
aq agak concern soal ini ke Nasya.
Alhamdulillah sejak lahir, klo dilihat di grafik pertumbuhan di Kartu Menuju Sehat (KMS), grafik Nasya mendekati kurva batas normal atas.
Nasya emang mimiknya lumayan kuat, tapi klo itu ga dibarengi sama banyak gerakan (latihan tengkurep, misalnya), aq kawatirnya ntar Nasya malah jadi kegemukan, en perkembangan kemampuannya terlambat.
Ga mau dunk...

So, lets practice "tengkurep"
Berjuang ya anakku... :)

Jumat, 24 Oktober 2008

Ketika Nasya hadir di sisi kami

Hwa.. ga terasa dah 3 bulan lebih aq jadi "a Mom"
yup 19 Juli 2008 yg lalu, aq telah melahirkan seorang bayi merah, perempuan, ber-rambut hitam dan lebat, mulut kecil, yang kemudian Hubbyku kasih nama : Dhia Izzati Nasyama. Nicknamenya Nasya.

Once upon a night, 18 juli dini hari tepatnya, waktu aq nonton film Anaconda dn hubby asyik berjelajah di dunia maya, mulai kerasa nih perut mules-mules.
Aq kira krn mau ke Bathroom aja, salah makan ato apa... eh tnyata kok sudah ada flek2 merah.
Langsung dey pikirannya... : is it the time???
Hbs balik ke kamar n cerita ke hubby, aq ke kamar mom n bilang soal itu. Mom rada panik, langsung bangun en trus.... bersih2 rumah :D
Lho.. kok bersih2 rumah... Hehe.. yoi, ceritanya besoknya, kakakku skeluraga dr jakarta mo dtg, so mom bikin rumah bersih dulu sblum ditinggal nungguin aq di RS :)
Rncana mo brkt stlh acara bersih2 slese, ditunda. Coz mules2nya ilang ^_^
Tp mendekati shubuh, perutku mulai mules2 lagi. Akhirnya stlh sholat, kita bertiga, aq, hubby, mom, berangkat ke RSI2.
Memang niatku mo brkt awal, drpd baby keluar sblm kita smp RS, secara rumah-RS lmyn jauh, +/- 45 menit klo lancar.

Smp RS, aq masih bisa jalan2 santai, kt Mom... wah ini siy masih lama klo msh bisa jalan santai gitu :)
waktu diperiksa sm bidan+dokter, ternyata baru bukaan 1 longgar
Alhamdulillah dokter kandunganku yg cantik (hihi), dr. Indra Yuliati, SpOG, pagi itu ada jadwal operasi di RSI 2, jd aq jg bisa lgs di-check.
Sm dr. yuli, aq disuruh tunggu di RS aja, yah.. manut aja, lha rumahnya jauh :)
lagian aq PD klo bukaannya bisa cepet :)
Hbs dpt kamar n makan pagi, aq jalan2 keliling RS sm hubby, yuppy... biar bayi cepet turun.
Sore wkt diperiksa, tnyata bukaan masih tetep. Kt dr.yuli yg dihub via telpon sm bidan, treat Induksi aja stlh maghrib (atas persetujuanku tentunya). Tp krn hasil rekam jantung bayi kurang bagus, akhirnya diputuskan induksi besok pagi.
Lagian klo induksi stlh maghrib, ga asyik jg benernya, krn dr.yuli masih praktek di klinik waru mlm itu. gmn pasien2nya ntar klo ditinggal krn aq dah mo nglahirin mlm itu, dn gmn jg diriku klo sudah mo nglahirin smntara dr.yuli blm dtg krn masih nglayani pasiennya ^_^
Akhrnya, mlm itu aq jalan2 lagi sm hubby, smpt ngobrol sm mom, mom mertua n mas ipar. , Krn berasa ngantuk + capek, jm 9an aq pamit masuk kamar en tidur.
Krn diliat tidurku pulas, mom en mom mertua akhirnya pulang :)

Skitar jm 3 dini hari, aq bolak balik bangun ke kmr mandi, perut berasa mules, ga enak banget. Tp ga ad pikiran sm sekali klo itu mules kontraksi :D Baru nyadar pas besok paginya, wkt diperiksa (sebelum induksi), eh ternyata bukaan dah nambah, mau bukaan 3 :)
Tp proses induksi tetap dilakukan, start +/- 7.30 WIB. Kira2 1/2 jam stlh infus dipasang, mulailah terasa efek induksinya.
Dan mulailah diriku "ber-ekspresi" atas efek yg kurasakan itu :D
Stlh bukaan lengkap, aq praktekkan cara bersalin dn teknik pernafasannya yg kupelajari slma senam hamil di RSI2. Istilahnya "PAN PAN BLO".
Tapi... kenyataannya ga semudah waktu latihan :)
beberapa kali ngejan, anakku ga keluar2, pdhl kepalanya dah kelihatan lho...
akhirnya sm dokter diambil tindakan Vacuum. ada alat gitu dipasang di kepalanya trus dihubungin sm 'mesin penarik'. saat kontraksi, aq ngejan smbil mesin itu dinyalain.
dan.... puff... anakku masih belum keluar :(
krn tindakan vacuum itu cuma bisa dilaksanain 1X, dokter bilang klo aq harus operasi.
tp trnyata ga bisa langsung, hubby masih hrs tandatangan dulu, trus disiap2in dulu di lantai 2.
hwaa... kok seperti lama??!!!!
akhirnya waktu terasa kontraksi, aq bilang klo mo coba ngejan lagi. daaannnnn....
hup... BERHASIL !!! :)
aq bisa ngliat anakku ditaruh di perutku. rasanya legaaa bgt.... smp ga ngeh klo dia ga langsung nangis dan bidan masukin selang ke mulutnya.
sepertinya anakku minum air ketuban... dn ternyata air ketubanku warnanya hijau keruh :(
Tp Alhamdulillah, overall, anakku sehat :)

Hyup... thats it...
Sayangku Nasya lahir jm 11.15 WIB dng BB 3,14 kg dn Panjang 48 cm :)

Selasa, 09 September 2008

New Friendster Blog

waktu td buka profil di FS, agak heran liat urutan postingku di blognya
kok berubah...
akhirnya ku buka blogku...
eh lha dalah... lha kok templatenya ganti...
new innovation from FS??!!!

langsung aja ku masuk ke menu edit blog
ternyata betul, ad banyak pilihan template baru dr FS
yg lebih bagus dr pilihan template di sini :p
ah tp klo template kn jg bisa donlod html-nya dari situs2 lain
pengin jg siy cari template yg better than this
cm ga sempet, mending posting gini dulu aja drpd gnti template dulu :)

oia, balik ke blog FS
FS always perbarui fasilitas, tampilannya... ya emang kudu... biar FS makin jaya toh :D
trmasuk tersedianya template2 baru, yg bagus pula
tapiii..... kok postinganku jd rada ga karuan ya..
ada kalimat yg sudah dlm posisi 'new line', pdhl dia harusnya masih gabung di line atasnya
contohnya di bawah ini, yg aq ambil dr post "Me and....", yg belum aq edit : (my FS blog)

Ga
tau juga kenapa aq suka ma Kahitna
Pas
album pertama kluar, aq say YES aja waktu kakakku bilang ”ini grup paling
ga

bakalan survive lama, paling2 cuman smp album pertama aja…”

Eee…
ternyata waktu nelorin album kedua, ”im falling in love….”

kalimat yg di bold kn harusnya 1 line sm line atasnya
Walhasil harus di-edit....

waktu FS baru2 update fasilitas Update Photo-nya, jg ada kekurangan...
aq ga bisa kasih keterangan foto ky biasanya
jd biar keterangan foto sperti yg aq inginkan, aq harus ubah nama filenya di folderku sebelum diupload...
mgkn kelupaan yaa.. di HTML nya blm dimasukin lg menu ini :)

hmm.. yg namanya software, program aplikasi
wajar kok nurutku klo kdg ad error ato minornya gitu
toh Programmer juga manusia... ^_^
suatu software, entah software baru ato software yg diupdate, pastilah diuji dulu sblum di instal di server sbnrnya
hasil ujinya ya mestinya OK, fine2 aja
tp stlh diinstal di server sbnrnya, bisa terjadi error, minor, dkk
mmh.. knapa ya...
ap mgkn krn ktika diuji, databasenya minim, sedang klo diinstal di server sbnrnya, kn buanyak tuh databasenya...
"kondisi database berpengaruh ke hasil coding HTML yg ada???"
ato bs jg terjadi : ketika 1 menu ada minornya, lalu diperbaiki/diupdate , then ganti menu lain yg ada error/minornya ^_^

eH tAnyA KenApA??!!! ^_^

Rabu, 03 September 2008

cihuy... punya blog euy :p

hehe... finally, punya blog jg diriku :D
dah dari duluuuu pngin punya blog, slain blog frenster, tp ga smpt buatnya
yach.. mudah2an blog ini nasibnya ga sama ky blog FS, ga updated
pnginku siy bisa update terus, wong kdg banyak banget di pikiran ini yg mo kutuangkan di blog
tp waktunya itu lho... :(
ini aja cari2 waktu selagi nasya masih bobo, bulan depan klo dah masuk kerja, berarti curi2 waktu selagi kerja :p
"mudah2an kerjaan ga banyak" --> uupss..... mo mkn gaji buta??? :p
hehe.. ngga mau lah.. cm harapannya siy bisa ad waktu luang buat nulis di blog :D
eh Nasya dah bangun... finish dulu ya...
met ngeblog..... !!!! :D